SIFAT FISIK PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN KAMBING BULUNGAN MANDIRI FARM (BMF) DAN PETERNAKAN LOKAL DI TELUK SELIMAU, KECAMATAN TANJUNG SELOR

Penulis

  • Novi Sofiani Daud Universitas Kaltara
  • Noviani
  • Marlan Usmani Putra

Abstrak

Bulungan Mandiri Farm (BMF) merupakan peternakan yang bergerak di bidang breeding kambing terbesar di Kabupaten Bulungan saat ini dengan jenis kambing ternak Cross Boer dan Boer. BMF memilih rumput Pakchong dan Indigofera sebagai pakan karena kedua jenis rumput ini memiliki nilai nutrisi dan kadar protein yang tinggi dan mudah untuk dibudidayakan. Sementara itu, peternakan lokal di Teluk Selimau, membudidayakan kambing jenis Senduro dari ras Etawah, dengan jenis pakan rumput-rumput liar yang tersedia di lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik pupuk kompos dari kotoran kambing yang dibudidayakan di Bulungan Mandiri Farm dan kambing dari peternakan lokal di Teluk Selimau karena jenis pakan yang diberikan berbeda sehingga dimungkinkan terdapat perbedaan pada kualitas pupuk kompos yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran kambing Bulungan Mandiri Farm (BMF) memiliki keunggulan pada sifat fisik kompos bila dibandingkan dengan kompos dari peternakan lokal, dengan pH 6,8 (netral), suhu 30°C (optimum), kelembaban 55% (optimum), dan memiliki warna netral yaitu coklat kehitaman atau menyerupai warna tanah.

Referensi

Anindita, F. (2012). Pengomposan dengan Menggunakan Metode In Vessel System Untuk Sampah UPS Kota Depok. Skripsi. Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia.

Cherdthong, A., D. Rakwongrit, C. Wachirapakorn, T. Haitook, S. Khantharin, G. Tangmutthapattharakun, and T. Saising. 2015. Effect of leucaena silage and napier pakchong 1 silage supplementation on feed intake, rumen ecology and growth performance in thai native cattle. Khon Kaen Agriculture Journal. 43(1): 484-490

Dewilda & Listya (2017) ‘Pengaruh Komposisi Bahan Baku Kompos (Sampah Organik Pasar, Ampas Tahu, dan Rumen Sapi) terhadap Kualitas dan Kuantitas Kompos’, Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 14 (1) : 52-61

Haryanto, S. 2018. Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah pada Berbagai Metode Irigasi dan Pemberian Pupuk Kandang di Wilayah Pesisir Pantai. 2(1), 247-257).

Herfan,Umar, Husni. 2023. Kombinasi Rumput Pakchong (Pennisetum Purpureum Cv. Thailand) dan Leguminosa Indigofera (Indigofera Zollingeriana) Sebagai Inovasi Pakan Ternak Untuk Meningkatkan Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali Jantan di UPTD. BPTHMT Serading Provinsi NTB. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Inovasi SEMAI #1.

Murbandono, I. 2006. Membuat Kompos. Jakarta. Penebar Swadaya. 128 hal.

Murbandono. Leonardus. 2008. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta

Meyovi. 2011. Pembuatan Kompos. http://meyovi.wordpress.com. Diunduh 7 Februari 2015).

Pandebesie, E.S., Rayuanti, D. 2013. Pengaruh penambahan sekam pada proses pengomposan sampah domestik. Jurnal Lingkungan Tropis 6(1): 31-40.

Setyaningsih, E., Astuti, D.S., dan Astuti, R. 2017. Kompos daun solusi kreatif pengendali limbah. Bioeksperimen, 3(2):45–51.

Sirait, J., Simanihuruk, K., & Hutasoit, R.(2012).PotensiIndigoferasp. Sebagai Pakan Kambing: Produksi, Nilai NutrisidanPalatabilitas.Pastura,1(2),56–60.https://doi.org/10.1007/978-3-642-74448-8_30

Sriharti dan Salim T. 2010. Pemanfaatan Sampah Organik untuk Pembuatan Kompos. prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta: Balai Besar Pengembangan Tepat Guna LIPI.

Diterbitkan

2024-08-14